Senin, 25 Oktober 2010

APAKAH SAUDARA SEORANG PERCAYA ?



Dalam salah satu kebaktian minggu yang saya ikuti, pertanyaan diatas diucapkan oleh pendeta yang menyampaikan kotbah pada hari itu. Pertanyaan itu aslinya ditanyakan oleh seorang penatua gereja kepada pendeta tsb pada saat ada suatu acara pertemuan gereja.

Pertanyaan yang menggelitik, mengapa dia menanyakan "Apakah sudara seorang percaya ?", bukannya "Apakah saudara seorang Kristen ?"

Kalau kita telaah lebih mendalam, pertanyaan "Apakah saudara seorang percaya ?", lebih dalam artinya daripada "Apakah saudara seorang Kristen ?", karena kalau seorang percaya kepada Yesus, maka pastilah dia seorang Kristen, tetapi seorang Kristen, belum tentu dia seorang percaya.

Untuk lebih jelasnya, mari kita buka Firman Tuhan yang tertulis di Markus 9:14-29.

Pada perikop Firman Tuhan itu, diceritakan bahwa ada seorang ayah mempunyai anak yang dirasuki oleh roh bisu dan tuli sejak masa kecilnya, dan roh itu senantiasa hendak mencelakakan diri anak itu. Sang ayah sudah mencoba meminta tolong kepada murid-2 Yesus untuk mengusir roh jahat itu, tetapi tidak berhasil, dan ketika bertemu dengan Yesus dia berdialog dengan Yesus dan mengatakan bahwa "Jika Yesus dapat berbuat sesuatu, maka dia minta tolong kepada Yesus dan minta dikasihani."

Mendengar perkataan si ayah, Yesus balik bertanya, " Jika Engkau dapat ? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya", dan si ayah segera merespon dengan kata-2 bahwa dia percaya, dan kemudian Yesus mengusir roh bisu dan tuli itu keluar dari si anak.

Dari cerita ini kita dapat mengambil pelajaran, bahwa mujizat dapat terjadi hanya karena kita percaya bahwa kita akan mendapat mujizat itu, dan semuanya tergantung sepenuhnya pada kita, bukan tergantung pada Tuhan. Sebagai anak Tuhan, sebagai ahli waris Kerajaan Suraga, maka sudah seyogyanya bahwa keberhasilan, kesuksesan, kebahagiaan, kekayaan itu menjadi bagian kita, karena di Surga tidak ada kesusahan, kemiskinan, kebangkrutan dan kegagalan. Kalau kita masih mengalami hal-2 itu, maka itu semua bukan salahnya Tuhan, tetapi salahnya kita sendiri, karena kita tidak percaya bahwa Tuhan Yesus sudah menyediakan semua itu bagi kita anak2Nya.

Perhatikan kalimat yang ducapkan oleh Tuhan Yesus pada ayat 23B, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya", disana Tuhan mengatakan bahwa Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Siapa yang dimaksud dengan orang percaya ? orang percaya adalah orang-2 yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan orang yang percaya kepada semua yang sudah dilakukan Yesus untuk memberi keselamatan dan menebus dosa manusia.

Tidak ada yang mustahil, artinya bahwa meskipun secara duniawi faktanya sudah tidak mungkin, tetapi bagi orang yang percaya, dia sama sekali tidak terpengaruh akan fakta duniawi yang terlihat, tetapi dia percaya sepenuhnya kepada Firman Tuhan, karena Tuhan sanggup mengubah suatu hal yang mustahil menjadi tidak mustahil. Opini yang sudah terbentuk dalam diri manusia, sering sekali membatasi kuasa Tuhan.

Sebagai contoh, kalau kita pernah naik pesawat di cuaca yang berkabut atau cuaca yang buruk atau berawan tebal, sang pilot tetap tenang saja mengemudikan pesawatnya dan yakin sampai tujuan meskipun sekelilingnya hanya tampak awan. Dia berpedoman kepada instrument yang ada di kokpit, dan dia percaya kepada instrument/petunjuk yang ada, dimana kalau dia mengikutinya dengan saksama, maka dia akan sampai ke tujuan.

Sama halnya dengan kita, kita tidak dapat melihat apa yang akan terjadi di depan kita, tetapi kalau kita mengikuti petunjuk yang Tuhan berikan dalam Alkitab dengan saksama, maka kita pasti sampai ke tujuan kita yaitu Surga yang mulia. Tuhan mengembalikan segala sesuatunya kepada kita, apakah kita mau percaya atau tidak, semuanya tergantung pada kita. Tuhan sudah selesaikan semua, dan siapkan semua yang baik bagi kita, dan tinggal terserah kepada kita apakah mau percaya untuk bisa mengambil semua itu atau tidak.

Sebagai tambahan, kita bisa pakai perkataan Yesus yang tertulis pada markus 9:25, kalau kita mau usir roh yang membuat bisu tuli, karena tidak semua bisa tuli disebabkan oleh penyakit, tetapi bisa juga disebabkan oleh roh jahat itu.

Iman percaya kita harus tetap bertumbuh, jangan hanya sebesar biji sesawi saja. Tuhan ingin iman kita bertumbuh menjadi kuat, oleh karena itu, sangatlah penting untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas kehidupan kita.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar